PENALARAN
A. PENGERTIAN
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Jadi, bisa diartikan
bahwa Penalaran adalah proses berpikir yang menghubungkan bukti/fakta untuk
memperoleh sebuah kesimpulan.
Berdasarkan
pengamatan tersebut akan membentuk proposisi. Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpualn disebut Premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya
disebut dengan Konklusi (consequence). Sedangkan hubungan antara Premis dengan
Konklusi adalah Konsekuensi.
- Ciri – Ciri Penalaran
Penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
§ Adanya suatu pola pikir yang secara luas di sebut logika
§ Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah – langkah tertentu.
§ Menghasilakan kesimpulan berupa pengetahuan,keputusan atau sikap yang baru.
§ Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah di peroleh.
Tujuan
Penalaran
Tujuan dari penalaran yang terjadi diatas tersebut adalah untuk menentukansecara logis atau objektif, apakah yang kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.
Tujuan dari penalaran yang terjadi diatas tersebut adalah untuk menentukansecara logis atau objektif, apakah yang kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.
B. PROPOSISI
Proposisi
adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat.
Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk
subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kalimat Tanya,kalimat
perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi .
Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi
kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi
kalimat berita yang netral.
Jenis-Jenis
Proposisi
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
• Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuk dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
• Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuk dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
- Tunggal adalah proposisi
yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu
pernyataan.
Contoh : Semua petani harus bekerja keras. - Majemuk atau jamak adalah
proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
contoh :Semua petani harus bekerja keras dan hemat.
•
Berdasarkan sifat
Berdasarkan sifat, proporsisi dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
§ Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat.
§ Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
o Contoh proposisi kondisional:
jika hari mendung maka akan turun hujan
o Contoh proposisi kondisional hipotesis:
Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
o Contoh proposisi kondisional disjungtif:
Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.
Berdasarkan sifat, proporsisi dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
§ Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat.
§ Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
o Contoh proposisi kondisional:
jika hari mendung maka akan turun hujan
o Contoh proposisi kondisional hipotesis:
Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
o Contoh proposisi kondisional disjungtif:
Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.
• Berdasarkan kualitas
Proposisi ini juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
§ Positif (afirmatif)
proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:Semua dokter adalah orang pintar
§ Negatif
proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:Semua harimau bukanlah singa
• Berdasarkan kuantitas
proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
§ Umum
Predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:Semua gajah bukanlah kera
§ Khusus
predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh: Sebagian mahasiswa gemar olahraga
C. INFERENSI
DAN IMPLIKASI
Inferensi
adalah suatu proses penarikan konklusi dari satu atau lebih proposisi. Ada dua
cara yang bisa ditempuh dalam inferensi yaitu inferensi induktif dan
inferensi deduktif.
Inferensi
deduktif terdiri atas inferensi langsung dan inferensi tidak langsung
(inferensi silogistik). Inferensi langsung adalah penarikan konklusi hanya dari
sebuah premis. Ada jenis lima
penalaran langsung yaitu :inversi,konversi,kontraposisi,dan
oposisi.
Implikasi adalah rangkuman, yaitu
sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu
sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis
harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam
evidensi (=implikasi), dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi
(=inferensi).
Implikasi dapat merujuk kepada:• Dalam manajemen:
o Implikasi procedural meliputi tata analisis, pilihan representasi, peracanaan kerja dan formuasi kebijakan
o implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan
• Dalam logika:
o Implikasi logis dalam logika matematika
o Kondisional material dalam falsafah logika
Jadi definis implikasi dalam bahasa indonesia adalah keterlibtan atau keadaan terlibat.
Contoh : implikasi manusi sebagai objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentinganya
D. WUJUD EVIDENSI
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang di hubung-hubungkan untuk
membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan
pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi
sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian
evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk
kepadanya tidak dapat dihindarkan. Data dan informasi yang di gunakan dalam
penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian
melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap
di gunakan sebagai evidensi.
Evidensi itu berbentuk data atau
informasi, yaitu bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu,
biasanya berupa statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau
diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya dimasukkan dalam
pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan). Yang di
maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari
suatu sumber tertentu.
E.Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta.
Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga
bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.
Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian
tersebut.(Observasi,Kesaksian,Autoritas)
Ø Cara Menguji Faktor
Untuk menguji apakah data informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta
atau bukan, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut merupakan
penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu
adalah fakta, sesudah itu harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari
semua fakta tersebut dapat digunakan, sehingga benar-benar meyakinkan
kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
adalah melakukan suatu kegiatan secara terus menerus dengan tekun dan benar
tanpa keluar dari jalur atau batasan batasan yang telah di tentukan maupun
sesuai dengan ucapan yang telah dilontarkan. konsisten salah satu sikap
dari manusia yang sifatnya adalah untuk memegang teguh suatu prinsip atau
pendirian dari segala hal yang telah di tentukan.
2. Koherensi
adalah bagaimana membuat peralihan-peralihan yang jelas antar ide-ide,
membuat hubungan yang jelas antar kalimat dari sebuah paragraph dan
membuat hubungan antar paragraph jelas dan mempermudah para pembaca untuk
mengerti. Koherensi haruslah jelas, lengkap, susunan serta pengembangan
materinya harus logis.
F. Cara Menguji Autoritas
Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa
yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang
sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada
beberapa cara sebagai berikut :
1. Tidak mengandung prasangka
pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli
atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang
diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan
lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh
autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan
pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
3. Kemashuran dan prestise
Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau
pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik
kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.
4. Koherensi dengan kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan
perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir
dalam bidang itu.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar