Jumat, 16 Oktober 2015

Tugas Softskill "Analisis Artikel Ekonomi"



Kembali Tertekan, Rupiah Menembus 14.700 Lagi



JAKARTA, KOMPAS.com — Tekanan terhadap rupiah masih terjadi Jumat (2/10/2015) ini. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan di pasar spot melemah menembus level 14.700.

Data Bloomberg pukul 09.00 WIB, mata uang garuda berada di posisi Rp 14.708 per dollar AS, turun dibandingkan penutupan sebelumnya pada 14.691.

Kemarin,
rupiah melemah 0,26 persen ke Rp 14.691 per dollar AS. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia mencatat, rupiah menguat tipis 0,02 persen ke Rp 14.654 per dollar.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan,
rupiah gagal bangkit, meski Indonesia mencatatkan deflasi. Maklum, dollar AS kokoh karena didukung data penyerapan pekerja sektor swasta yang melebihi perkiraan.

Seperti dikutip Kontan, Reny memprediksi,
rupiah hari ini berada di kisaran Rp 14.580-Rp 14.700.

Sementara Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst Monex Investindo Futures, menilai, hari ini ada peluang
rupiah menguat, walaupun terbatas. Sejatinya rupiah memiliki katalis positif. Deflasi September menggiring inflasi year to date stabil di level 2,24 persen.
Pergerakan rupiah akan tergantung data klaim pengangguran AS. Jika pengangguran membengkak, dollar bisa tertekan. "Momentum ini bisa dimanfaatkan rupiah untuk menguat," kata Putu. Prediksi Putu, hari ini, rupiah antara Rp 14.580-Rp 14.760.

ANALISIS      :
           

            Artikel diatas mengangkat topik mengenai “Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar”. Artikel ini berjudul “Kembali Tertekan, Rupiah Menembus 14.700 Lagi" 



Pada paragraf pertama, menggunangan paragraf induktif hubungan kausal Sebab-Akibat, karena dengan adanya penyebab tekanan terhadap rupiah mengakibatkan, mata uang garuda turun mencapai 0,26 persen dan rupiah juga dikatakan gagal bangkit.
Contoh paragraf :
Sebab : Tekanan terhadap rupiah masih terjadi Jumat (2/10/2015) ini..
Akibat             : Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan di pasar spot melemah menembus level 14.700
Pada paragraf kedua, menggunakan paragraf induktif hubungan kausal generalisasi. Karena pada paragraf ini ditunjukkan dengan data-data, atau fakta.
Contoh paragraf :
Data Bloomberg pukul 09.00 WIB, mata uang garuda berada di posisi Rp 14.708 per dollar AS, turun dibandingkan penutupan sebelumnya pada 14.691.
Pada paragraf ketiga, menggunakan paragraf induktif hubungan kausal analogi, karena pada paragraf ini terdapat unsur perbandingan. Perbandingan pada paragraf ini yaitu, membanding data dari Bloomberg dan data yang dicatat Bank Indonesia.
Contoh paragraf :
Kemarin, rupiah melemah 0,26 persen ke Rp 14.691 per dollar AS. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia mencatat, rupiah menguat tipis 0,02 persen ke Rp 14.654 per dollar.
Pada paragraf keempat, menggunakan paragraf induktif hubungan kausal generalisasi. Karena pada paragraf ini ditunjukkan dengan data-data, atau fakta.
Contoh paragraf :
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, rupiah gagal bangkit, meski Indonesia mencatatkan deflasi. Maklum, dollar AS kokoh karena didukung data penyerapan pekerja sektor swasta yang melebihi perkiraan.

pada paragraf kelima, menggunakan pola kalimat tidak langsung.
Contoh kutipan :
Seperti dikutip Kontan, Reny memprediksi, rupiah hari ini berada di kisaran Rp 14.580-Rp 14.700
Pada paragraf keenam, menggunakan pola generalisasi. Karena pada paragraf ini ditunjukkan dengan data-data, atau fakta.
Contoh paragraf :
Sementara Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst Monex Investindo Futures, menilai, hari ini ada peluang rupiah menguat, walaupun terbatas. Sejatinya rupiah memiliki katalis positif. Deflasi September menggiring inflasi year to date stabil di level 2,24 persen.
Pada paragraf ketujuh, menggunan pola kalimat langsung.
Contoh kitpan :
Jika pengangguran membengkak, dollar bisa tertekan. "Momentum ini bisa dimanfaatkan rupiah untuk menguat," kata Putu.






 

Selasa, 13 Oktober 2015

TUGAS SOFTSKILL B.INDONESIA



PENALARAN
A.     PENGERTIAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Jadi, bisa diartikan bahwa Penalaran adalah proses berpikir yang menghubungkan bukti/fakta untuk memperoleh sebuah kesimpulan.
Berdasarkan pengamatan tersebut akan membentuk proposisi. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpualn disebut Premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan Konklusi (consequence). Sedangkan hubungan antara Premis dengan Konklusi adalah Konsekuensi.
  • Ciri – Ciri Penalaran
    Penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
    § Adanya suatu pola pikir yang secara luas di sebut logika
    § Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah – langkah tertentu.
    § Menghasilakan kesimpulan berupa pengetahuan,keputusan atau sikap yang baru.
    § Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah di peroleh.
Tujuan Penalaran
Tujuan dari penalaran yang terjadi diatas tersebut adalah untuk menentukansecara logis atau objektif, apakah yang kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.
B.     PROPOSISI
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kalimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
Jenis-Jenis Proposisi
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
• Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuk dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
  •  Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.
    Contoh : Semua petani harus bekerja keras.
  •  Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
    contoh :Semua petani harus bekerja keras dan hemat.
• Berdasarkan sifat
Berdasarkan sifat, proporsisi dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
§ Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat.
§ Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
o Contoh proposisi kondisional:
jika hari mendung maka akan turun hujan
o Contoh proposisi kondisional hipotesis:
Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
o Contoh proposisi kondisional disjungtif:
Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.

• Berdasarkan kualitas
Proposisi ini juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
§ Positif (afirmatif)
proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:Semua dokter adalah orang pintar
§ Negatif
proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:Semua harimau bukanlah singa

• Berdasarkan kuantitas
proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
§ Umum
Predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:Semua gajah bukanlah kera
§ Khusus
predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh: Sebagian mahasiswa gemar olahraga

C. INFERENSI DAN IMPLIKASI
Inferensi adalah suatu proses penarikan konklusi dari satu atau lebih proposisi. Ada dua cara yang bisa ditempuh dalam inferensi yaitu inferensi induktif dan inferensi deduktif.
Inferensi deduktif terdiri atas inferensi langsung dan inferensi tidak langsung (inferensi silogistik). Inferensi langsung adalah penarikan konklusi hanya dari sebuah premis. Ada jenis lima penalaran        langsung    yaitu :inversi,konversi,kontraposisi,dan oposisi.
Implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi (=implikasi), dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi (=inferensi).
Implikasi dapat merujuk kepada:
• Dalam manajemen:
o Implikasi procedural meliputi tata analisis, pilihan representasi, peracanaan kerja dan formuasi kebijakan
o implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan
• Dalam logika:
o Implikasi logis dalam logika matematika
o Kondisional material dalam falsafah logika
Jadi definis implikasi dalam bahasa indonesia adalah keterlibtan atau keadaan terlibat.
Contoh : implikasi manusi sebagai objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentinganya

D. WUJUD EVIDENSI
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang di hubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.
Evidensi itu berbentuk data atau informasi, yaitu bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu, biasanya berupa statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan). Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.
E.Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. 
Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.(Observasi,Kesaksian,Autoritas)
Ø  Cara Menguji Faktor
Untuk menguji apakah data informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta atau bukan, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan, sehingga benar-benar meyakinkan kesimpulan yang akan diambil.   
      1. Konsistensi
adalah melakukan suatu kegiatan secara terus menerus dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur atau batasan batasan yang telah di tentukan maupun sesuai dengan ucapan yang telah dilontarkan. konsisten salah satu sikap dari manusia yang sifatnya adalah untuk memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dari segala hal yang telah di tentukan.

      2. Koherensi
adalah bagaimana membuat peralihan-peralihan yang jelas antar ide-ide, membuat  hubungan yang jelas antar kalimat dari sebuah paragraph dan membuat hubungan antar paragraph jelas dan mempermudah para pembaca untuk mengerti. Koherensi haruslah jelas, lengkap, susunan serta pengembangan materinya harus logis.
F. Cara Menguji Autoritas
Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :
      1. Tidak mengandung prasangka
pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.
      2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
      3. Kemashuran dan prestise
Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.     
      4. Koherensi dengan kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.

SUMBER :