PENGANTAR BISNIS
“NAIKNYA HARGA
KEDELAI”
1EB21
WindiFebriani, 29213329
I.
PENDAHULUAN
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika berdampak terhadap kenaikan harga
bahan baku pembuatan tahu tempe di Indonesia. Tahu Tempe merupakan santapan
sehari-hari semakin kecil, karena pengusaha Tahu Tempe tersebut tidak mampu
menutupi beban modalnya. Akibat hal tersebut, banyak pengrajin
tahu tempe diberbagai daerah melakukan aksi mogok produksi karena tidak sanggup
untuk membeli kedelai. Sebagai produsen harus pandai menentukan harga yang
tepat disaat harga bahan baku pembuatan Tahu Tempe melonjak.
Agar
tidak mengalami kerugian, selain pandai menentukan harga, produsen juga harus
tau bahwa produksi Tempe Tahu merupakan suatu produk yang Steples atau barang
yang sering dibutuhkan. Untuk itu saya tertarik mengambil topic ini karena menurut saya topic tersebut sangat memberikan banyak informasi
tentang keadaan ekonomi suatu Negara. Salah satunya dengan judul“ NAIKNYA HARGA KEDELAI”.
II.
ISI
Hampir
seluruh pengusaha tahu dan tempe di Indonesia melakukan aksi mogok berproduksi akibat
dari tingginya harga bahan baku kedelai.
Aksi
mogoknya produsen Tahu Tempe tersebut adalah sebagai bentuk protes pada
pemerintah yang tak juga berhasil menstabilkan harga kacang kedelai tersebut
yang menjadi bahan baku utama dalam pembuatan Tahu Tempe, dan juga aksi mogok
tersebut adalah sebagai protes kepada pemerintah agar segera memberikan solusi
yang tepat terhadap masalah tersebut.
Hal ini diperkirakan disebabkan melemahnya rupiah terhadap dollar.
Menurut
ketua Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu (PUSKOPTI) mengatakan kenaikan harga bukan
akibat turunnya nilai kurs mata uang rupiah terhadap dollar Amerika. Tapi ini akibat dari permainan importer kedelai. Sebab tata niaga kedelai tidak
ditangani pemerintah sehingga tidak ada yang menjaga stabilitas harga kedelai.
Namun,
menurut Direktur Jendral Perdagangan Dalam Negeri Kementrian Perdagangn Bachrul
Chairil mengatakan pelemahan rupiah akan
membawa harga-harga barang didalam negeri ikut naik. Terutama barang-barang konsumsi
yang bersumber dari impor.
Krisis
kedelai ternyata tidak hanya terjadi ditahun ini saja. Tapi tahun lalu juga pernah
terjadi. Awal 2008, tingginya harga kedelai secara tidak langsung menghilangkan
tahu dan tempe dipasaran.
Para
perajin tahu dan tempe akhirnya memilih untuk menyetop produksinya lantaran
beban produksi yang terlalu besar. Biasanya saat terjadi kenaikan harga kedelai,
para pengrajin tahu dan tempe menyiasatinya dengan menaikkan harga penjualan atau
memperkecil ukuran tahu tempe yang dibuat. Tapi, hal tersebut justru merugikan konsumen.
Akibatnya konsumen akan mengeluh dan bahkan bisa-bisa akan mengurangi pembelian
Tahu Tempe tersebut.
Untuk itu, para pengrajin tahu dan tempe meminta
pemerintah turut andil agar bahan baku pembuatan tahu dan tempe ini tidak naik dan
tidak ada pengaruh dengan melemahnya harga rupiah terhadap nilai mata uang
dollar.
III. PENUTUP
Dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar sangat menyulitkan masyarakat.
Khususnya masyarakat pengrajin tahu dan tempe. Mereka kesulitan dengan barang
yang akan diproduksinya tersebut. Mereka juga tidak mampu menutupi beban
modalnya yang lumayan besar itu. Dan mereka menginginkan pemerintah juga turut andil dalam hal tersebut. Karena bagi mereka
berjualan Tempe/Tahu adalah satu-satunya mata pencaharian mereka.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Teguh “ Dasar Pemasaran :
Harga”, penerbit Gunadarma. Jakarta 1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar